Pernyataan Kadis Dinkes Bikin Wawali Kaget. Ini Persoalan Serius!

Read Time:1 Minute, 12 Second

Bengkulu,kabar-one.com – Wakil walikota Bengkulu Dedy Wahyudi dibikin kaget oleh Kadis Kesehatan Kota Bengkulu Khairul Arifin di acara Advokasi dan Koordinasi Pengendalian Tuberkulosis pada Tempat Kerja di Kota Bengkulu, Rabu (27/10/2021) di Xtra Hotel Bengkulu.

Dedy mengaku kaget setelah mendengar apa yang disampaikan oleh kadis dinkes saat menyampaikan kata sambutan di acara tersebut. Dimana Khairul mengungkapkan bahwa di Indonesia penyakit Tuberkulosis atau TBC urutan kedua tertinggi di dunia.

Ini persoalan serius yang harus segera ditangani. Parahnya lagi, ternyata penderita TBC di Bengkulu sebanyak 2.000 kasus lebih dan yang baru teetangani 230 kasus atau sekitar 10 persen.

Sebagaimana diketahui bahwa TBC (Tuberkulosis) yang juga dikenal dengan TB adalah penyakit paru-paru akibat kuman Mycobacterium tuberculosis yang mematikan bila tidak cepat ditangani secara medis.

“Saya kaget tadi mendengarnya, ternyata di tingkat dunia kita masih pada level tertinggi di dunia. Dan di Bengkulu kita baru sedikit sekali menjangkau atau menangani kasus TBC. Padahal jumlahnya 2.000 lebih, saya berharap data itu tidak akurat. Maka saya minta kepada kadis tolong dibuat semacam strategi untuk kita melakukan pelacakan terhadap TBC ini,” ujar Dedy.

Salah satunya, sambung Dedy adalah dengan upaya meningkatkan kegiatan sosialisasi dan promosi. Misalnya dibuat selebaran himbauan yang disebar ke masyarakat dengan tulisan Kalau Batuk Lebih dari 2 Minggu Minggu jangan Sepelekan, Segara Periksa,” kata Dedy.

Dedy melanjutkan, tahun depan ia minta agar dinkes menganggarkan anggaran untuk penanganan masalah TBC sekaligus anggaran untuk promosi melalui selebaran dan spanduk/baliho.(**)

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %

Average Rating

5 Star
0%
4 Star
0%
3 Star
0%
2 Star
0%
1 Star
0%

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *